Jakarta, Kompas Com.
Din Syamsuddin yang ditemui di Hotel Horison, Bandung, usai penutupan Tanwir Muhammadiyah, Minggu (24/6/2012) ini.!
Mulai tahun ini, Muhammadiyah tidak lagi mengikuti sidang isbat yang
biasa digelar Kementerian Agama untuk menentukan awal puasa Ramadhan dan
Idul Fitri..
Muhammadiyah tetap dengan metodenya menggunakan ilmu
esakta, yaitu astronomi, untuk menetapkan awal puasa Ramadhan dan Idul
Fitri. Tahun ini, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadhan
jatuh pada 20 Juli 2012 dan salat tarawih dimulai pada 19 Juli 2012
malam.
"Kami sudah bisa menetapkan awal puasa, juga hari raya,
sampai 100 tahun ke depan. Hal itu karena kami memiliki rumus esakta,
seperti astronomi dan falak, sehingga sidang isbat tidak diperlukan lagi
oleh kami," ujar Din Syamsuddin, Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (27/6/2012).
Dia
menilai pelaksanaan sidang isbat bertentangan dengan prinsip demokrasi.
Hal tersebut mengacu pada sidang isbat tidak ada diskusi. Dalam sidang
tersebut keputusan hanya dipegang satu orang dan hal itu, menurut dia,
tidak layak bagi kalangan lain yang menghendaki tukar pikiran, seperti
yang diharapkan Muhammadiyah.
"Menurut kami, sidang isbat tidak
perlu karena melalui sidang itu, pemerintah tidak mengayomi umat. Dalam
sidang itu, aspirasi banyak kalangan tidak terwadahi karena tidak ada
tukar pendapat," lanjutnya.
Sidang isbat adalah sidang untuk
memutuskan awal puasa dan jatuhnya hari raya Idul Fitri yang dihadiri
ormas Islam. Keputusan dalam sidang isbat sepenuhnya berada di tangan
Kementerian Agama.