Sabtu, 25 Februari 2012

Peran Strategis Guru Muhammadiyah dan Tujuan Kelembagaan Pendidikan


Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam modern di Indonesia yang telah dan terus berkiprah membawa misi dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Mungkar di berbagai bidang, baik bidang social, kesehatan, pendidikan maupun bidang lainnya. Namun demikian sebagian orang mengatakan bahwa keberadaan dan peran serta Muhammadiyah masih belum sepenuhnya dapat dirasakan manfaatnya untuk perbaikan kualitas dan generasi bangsa. Kiprah dan kekuatan yang telah dilakukan Muhammadiyah hingga saat ini  mereka  belum mengenal dengan baik apa sebenarnya ide dasar pembaharuan Islam yang dirintis oleh KH Ahmad Dahlan. Meski sebenarnya inti dari gerakan pembaharuan Islam tersebut ada pada etos keilmuan guna menumbuhkan kesadaran sosial di kalangan masyarakat. 
Kaitannya dengan etos keilmuan tersebut K.H. Ahmad Dahlan telah berani untuk keluar dari setting dan arus utama pendidikan Islam tradisional yang normatif-dogmatis pada saat itu. Karenanya, kurikulum yang ditawarkan tidak hanya Alquran, hadis, fikih, kalam, bahasa Arab, dan ilmu-ilmu agama lainnya, tetapi juga ada matematika, fisika, kimia, dan ilmu-ilmu pengetahuan umum yang lain. Karena itulah di era sekarang ini pendidikan Muhammadiyah diharapkan tidak hanya mampu melahirkan kader-kader Persyarikatan Muhammadiyah, namun ia juga harus mampu melahirkan kader-kader bangsa. Disinilah Peran Strategis Guru Muhammadiyah diperlukan dalam mengamalkan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah yakni membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin, bertanggung jawab, cinta tanah air, memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dan beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang di ridhai Allah SWT.
“Meningkatkan Peran Strategis Guru untuk Membangun Karakter Bangsa”, merupakan  Tema yang diusung dalam memperingati Hari Guru Nasional Tahun 2011 yang lalu. Tema ini tentu saja sesuai dengan peran dan fungsi dari Pendidikan Nasional yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3).
Guru sebagai komponen utama pendidikan menempati posisi yang sangat strategis, sentral, dan terhormat. Hal ini dikarenakan keluhuran dan kemuliaan peran, tugas serta tanggung jawabnya yang berkaitan dengan kepribadian anak didik. Hitam putihnya otak dan jiwa anak didik, salah satunya sangat bergantung pada guru. Keberhasilan output dan outcome pendidikan ditentukan oleh proses ‘racikan’ sosok guru. Pembelajaran yang bermutu hanya bisa diraih jika sebuah lembaga pendidikan memiliki guru-guru yang bermutu. Dengan kata lain kualitas pembelajaran akan banyak tergantung dari kualitas gurunya.
Dilingkungan pendidikan Muhammadiyah Guru harus bisa menjadi sosok teladan dan idaman anak didiknya dan guru juga  merupakan insan kamil yang memiliki karakter baik sebagai cerminan dari ketakwaannya kepada Allah. Dengan ilmu dan karakter yang dimiliki guru, diharapkan anak didik mampu mencapai tingkat kedewasaan dan memiliki karakter yang kuat dan tangguh sehingga menjadi manusia yang kelak mampu melaksanakan tugas hidupnya sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai hamba Allah yang beriman dan beramal saleh.
Lembaga pendidikan itu akan survive dan memiliki sustainability ketika mutu penyelenggaraan pembelajaran baik. Mutu suatu pendidikan akan dapat diwujudkan ketika mencakup beberapa atribut seperti :
(1)          Ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas, maupun kesejahteraan pendidik yang  memadai
(2)          Prasarana dan sarana belajar yang tersedia dan didayagunakan secara optimal
(3)          Pendanaan pendidikan yang memadai untuk menunjang mutu pembelajaran
(4)         Proses pembelajaran yang efisien dan efektif.
Memang untuk menjadikan lembaga pendidikan masa depan yang memiliki kriteria keberhasilan tidaklah mudah. Diperlukan upaya dan kesungguhan untuk melakukannya serta kerjasama baik secara internal maupun secara eksternal dengan lembaga-lembaga pendidikan yang sudah maju. Disinilah peran guru diperlukan agar bisa mengakomodasi tujuan dari pendidikan.
Peran strategis guru dalam membangun kualitas sumber daya manusia memberikan daya tarik tersendiri untuk selalu dikaji, diperbincangkan, didiskusikan, bahkan diseminarkan. Apalagi dengan disahkannya Undang-Undang Nomor: 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta sejak digulirkannya program kualifikasi dan sertifikasi guru, sorotan tentang guru semakin hari semakin hangat dan ramai. Profesi yang pada zaman dahulu dicibiri dan kurang dihormati, kini malah menjadi sebuah profesi yang ‘digandrungi’, diminati, bahkan sampai ’dicemburui’.
Kini pemerintah, melalui Kemendikbud dan Kemenag, sangat mengapresiasi pengabdian seorang guru melalui peningkatan kesejahteraan mereka. Bagi guru yang belum disertifikasi ada tambahan penghasilan tunjangan fungsional dan bagi guru yang sudah disertifikasi ada tunjangan profesi. Dengan adanya ‘penghargaan’ tersebut, saatnya bagi semua guru untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa dengan diperolehnya tunjangan tersebut harus berbanding lurus dengan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki. Spirit untuk mengimplementasikan empat kompetensi keguruan (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian) terus bergelora dalam diri para guru. Dalam dirinya selalu ada motivasi untuk menjadi guru yang bermutu,.
Saat ini lembaga-lembaga pendidikan yang banyak diminati adalah lembaga pendidikan yang dapat memberikan nuansa berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri kepada masyarakat Untuk mengantisipasi kemungkinan lembaga pendidikan Muhammadiyah ditinggalkan, ada beberapa upaya yang perlu untuk ditindaklanjuti, agar lembaga pendidikan diminati tanpa meninggalkan ideologi dan tujuan pendidikan Muhammadiyah itu sendiri, di antaranya: Pertama, menyelenggarakan pendidikannya dengan sistem full day school (waktu pembelajaran hingga sore hari) dan menggunakan metode-metode baru dalam pembelajaran. Kedua, melakukan perumusan  pengembangan kurikulum pendidikan alternatif serta modifikasi kurikulum. Ketiga, menggunakan paradigma pendidikan Islam dengan penanaman  nilai-nilai tauhid sebagai tujuan yang paling prinsipil dan substansial. Dan keempat senantiasa berusaha dalam upaya membangun kurikulum berbasis karakter sebagai program khusus pada tingkat SD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar