KAJEN – “Kegiatan pembinaan ini merupakan kehendak saya yang dalam satu
tahun harus membuat evaluasi yaitu berdialog langsung dengan pejabat
SKPD. Pagi ini saya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, mungkin esok di
Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas PU, Dinas Perindagkop dan UMKM
dan lain sebagainya. Dimana tujuannya adalah untuk membangun ikatatan
emosional antara Bupati dengan pejabat-pejabat di SKPD”. Demikian
disampaikan Bupati Pekalongan Drs. H. A. Antono, M.Si pada acara
Pembinaan Jajaran Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (6/7)
di aula dinas tersebut.
“Tanggal 27 Juni lalu saya juga melakukan
refleksi satu tahun kepemimpinan saya dengan ibu Fadia Arafiq. Bagi saya
refleksi itu penting, karena dengan refleksi yang merupakan
pengendapan, perenungan akan bermuara pada penghayatan. Dan penghayatan
akan melahirkan cara kerja yang integratif jangka panjang dan
strategis,” terang Bupati.“Saya merenung bahwa Kabupaten Pekalongan dengan Badan/Dinas yang ada, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas orang-orang yang pintar, personilnya hebat-hebat. Tetapi kalau saya boleh jujur mengatakan bahwa hasil penilaian pihak lain belum seperti yang kita harapkan. Daya saing Kabupaten Pekalongan untuk bidang investasi juga belum bergerak,” tutur Bupati.
Hasil pencermatan yang dilakukan Bupati, selama ini kita terbelenggu dengan kebiasaan, kita larut dengan hal yang lama, kita terjebak dengan tradisi. Kita harus berubah. Mari pegang teguh visi dan misi Bupati dengan goal yang sudah kita capai dan sepakati yang merupakan janji dan itu konsensus dengan masyarakat.
Sehubungan dengan pergantian Kepala Dindikbud, Bupati menegaskan bahwa pergantian itu bukan karena pejabat yang lama melakukan suatu kesalahan. Akan tetapi akan mencari formula yang pas untuk memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat. “Saya tiap bulan melakukan rapat koordinasi dan setiap enam bulan saya lakukan evaluasi,” terangnya.
Perubahan, menurut Bupati, pada dasarnya bukan karena kita ingin menerapkan teknologi baru, metode baru, struktur baru atau bahkan manajer baru. Namun perubahan pada dasarnya merubah cara manusia dalam berpikir dan berperilaku. “Tidak ada artinya gedung baru, pejabat baru tanpa merubah pola pikir,” ungkap Bupati.
Sehingga Bupati Drs. H. A. Antono, M.Si kepada jajaran pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberikan stressing antara lain pendidikan adalah pintu, jembatan menuju masa depan. Maka tidak ada kata lain selain kita harus bekerja keras dengan menunjukkan kualitas kita dan bulatkan tekad untuk meraih prestasi; Satukan gelombang, gerak langkah dan tingkatkan koordinasi dengan instansi lain, misalkan Kepala UPT harus melaporkan kegiatan pendidikan kepada Camat karena Camat sebagai kepanjangan tangan Bupati yang bertugas untuk mengkoodinasikan di wilayah; dan Berbuatlah bahwa hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs. H. Umaidi, M.Si dalam sambutan menyampaikan bahwa Bupati sangat concern dan perhatian dengan dunia pendidikan sehingga kegiatan temu kangen antara Bupati dengan jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diselenggarakan.
Menurut Umaidi, selama ini yang namanya permasalahan di Kabupaten Pekalongan separonya adalah permasalah di bidang pendidikan. Hal ini karena jumlah pegawainya juga separo dari jumlah pegawai yang ada di Kabupaten Pekalongan.
Dalam kesempatan itu Umaidi mengingatkan kepada segenap jajaran Pendidikan untuk senantiasa saling memahami, jangan minta untuk dipahami. Kalau hal itu sudah menjadi sebuah komitmen, maka kita dalam bekerja adalah melakukan pekerjaan Dinas bukan pekerjaan Bidang. “Bahwa yang ada di dunia pendidikan bukan pekerjaan Dikdas, bukan Dikmen atau bidang-bidang lainnya, akan tetapi adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” tegas Umaidi. “Maka kita adalah tim. Tim yang baik adalah yang solid,” imbuhnya.
Umaidi menyadari bahwa seorang pejabat yang tidak pernah mengalami mutasi, ibaratnya seperti katak dalam tempurung. Artinya hanya tahu dan bekerja di lingkungannya saja, namun bila dihadapkan dengan masalah yang berbeda tidak bisa bergerak. “Hal ini harus kita sadari bersama,” ujar Umaidi mengomentari mutasi dirinya dari Asisten Pemerintahan Sekda menjadi Kepala Dindikbud.
Seperti yang telah dan sering Bupati sampaikan bahwa tertib administrasi dan disiplin aturan merupakan 50% tugas kita sudah terselesaikan. Kepada Bupati, Drs. Umaidi, M.Si yang baru 3 hari lalu dilantik sebagai Kepala Dindikbud mengatakan bahwa sudah sekitar 50-an mendapatkan SMS. Diantaranya, kata Umaidi, ada yang mengucapkan selamat datang, ada yang menyampaikan bahwa beban saya berat. Tapi ada yang lebih menyedihkan ada sms yang mengatakan bahwa dengan adanya tunjangan sertifikasi, sudah ada 5 guru yang membeli mobil bukan untuk menunjang pekerjaannya tetapi untuk kegiatan “ngompreng”. “Saya sadar kalau mobil itu untuk ngompreng mungkin karena ambil mobilnya secara kredit. Sehinga untuk mencari angsuran mobilnya diompreng. Dan kami tidak melarang. Tetapi kalau nanti memang itu data akurat, saya akan minta pemberdayaan Pengawas adalah garda terdepan. Karena garda terdepan kemajuan pendidikan ada di tangan pengawas,” katanya.
Hadir dalam acara pembinaan tersebut antara lain Sekda Ir. H. Susiyanto, MM., Asisten Pemerintahan Drs. H. Yoyon Ustar Hidayat, M.Si., Asisten Administrasi Joko Pranomo, M.Si, Kepala BKD Bambang Tri Edi Purnomo, SH.MH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar